Ada Apa Dengan Nomor 11 ???

Masih ingatkah Anda dengan Rivaldo?  Dia merupakan salah satu pemain yang membawa Brazil menjadi juara di tahun 2002 dia pula sempat menjadi pemain terbaik dunia. Namun setelah ia hengkang dari Barcelona menuju AC Milan dengan status bebas transfer. Ia mengenakan kostum bernomor punggung 11. Bagai tersihir dari mitos nomor sebelas di Milan penampilan Rivaldo jauh dibandingkan saat dia mengenakan seragam Azulgrana.

Selanjutnya Alberto Gilardino. Pemain yang  sebelum pindah ke Milan ia bermain untuk Parma. Di tim tersebut Gilardino mencetak gol seperti menjadi tradisi dia melakukan dari posisi sulit sekalipun. Di tahun  2004-2005 ia menjadi Top Scorer di Liga Italia dengan 23 golnya. Lalu ia ditransfer dengan bandrol  €24 juta ke AC Milan. Ia pun mengenakan kostum bernomor punggung 11, seperti nomor dia saat di Parma. Dua musim bersama Milan talenta  Gilardino seperti sirna. Dia sangat sulit untuk mencetak gol. Hingga akhirnya dia memilih bergabung dengan Fiorentina. Hingga saat ini ia masih menjadi sejata utama La Viola di lini depan.

Hal serupa menimpah pengguna anyarnya, Marco Borriello. Setelah ditransfer kembali ke Milan dia mengenakan kostum bernomor punggung  11. Di musim 2007-2008 dia merupakan mesin gol dari Geneo. Namun setelah ia dibeli kembali dengan AC Milan, kemampuannya tersendat oleh cidera panjang. Hingga ia pulih dari cidera kemampuannya seperti hilang begitu saja. Dan akhirnya sekarang dia mengganti nomor punggungnya menjadi 22 (kostum peninggalan Kaka’).

Hampir serupa dengan Gilardino, Huntelar datang dengan title pencetak terbanyak di Liga Belanda. Ia ditransfer dari Real Madrid awal musim 2009-2010 ini. Ia pun mengenakan nomor punggung 11 setelah Borriello memilih mengganti nomor punggungnya. Bagaikan terkena sihit nomor punggung 11 di Milan. Hingga saat ini Huntelar sangat sulit mencetak gol, hal tersebut membuat sang pelatih memilih membangku cadangkannya.

Mungkin ada hubungannya atau tidak atas fakta-fakta diatas, pemain AC Milan yang bernomor punggung 11 tak dapat tampil dengan maksimal seperti di klub sebelummnya. Atau secara singkat kata nomor 11 sial bagi pemakainya di Milan.
Jika seperti itu, Apakah Milan harus mempensiunkan nomor 11 ?